Aku tengadahkan tanganku keangkasa, aku selipkan namamu diatasnya, kemudian memejam mata sambil berkata dalam hati, “Aku mencintainya, Tuhan. Bisikkan rindu ini padanya, pelan-pelan”. – Doaku sore ini. Sebulan terakhir ini, aku mengamati gerakmu. Mengikuti setiap langkah kakimu melalui mayanya dunia. Mereka bilang aku “ Stalker ” atau “Kepo”, hal tersebut bisa saja membuatmu sakit hati, katanya. Ah, bagiku asal aku bisa tahu banyak tentang kamu, aku bisa saja lebih mudah mengenalmu, siapa saja yang sedang dekat denganmu, bukan masalah besar bagiku, justru itu sangat membantu. Tapi kiranya aku salah, tahu banyak tentang kamu, membuat aku semakin jauh dan memilih mundur dan kecewa. Mereka benar, tidak enak menjadi seorang “ Stalker ”. Tapi aku berpikir lagi, mencintai seseorang yang mencintai orang lain merupakan hal yang sering aku lakukan, tetapi setelahnya mundur tanpa basa-basi. Padahal sebenarnya masih bisa mencintai diam-diam kan? Tanpa harus berharap memilikinya adalah suatu k