Kemarin, aku bertemu dengan seseorang yang pernah berarti di masa lalu, tanpa sengaja. Seseorang yang pernah berbilang bahwa ia tak bisa hidup tanpa adanya aku di sampingmu. Bertemu denganmu, mengembalikan beberapa ingatan tentang pernah ada kita, tentang deskripsimu yang melemah ketika berakhirnya kita. Kemudian kutanya kabarmu kini, berharap jawabannya akan sama dengan pernyataanmu beberapa waktu lalu. Ternyata jawabanmu berbeda. Lalu kutagih janji dari pernyataanmu, tetapi kau malah mengganggapku gila. Satu hal yang tak bisa kuterima, jika tak bisa memenuhi dan melengkapi janji, jangan sembarang bicara. Nyatakan semua yang nyata, yang bisa diterima logika, pun hati. Satu lagi, kau sempat bilang "namanya juga manusia", seolah semuanya sama sepertimu, yang begitu senang meninggikan hati, tetapi lebih sering meninggalkan janji.