Kita membuat pembicaraan dadakan di bawah hujan deras, tengah malam. Ditonton beberapa pasang mata pasangan yang kala itu sedang meneduh, mereka yang seolah takut dan mengganggap hujan musuh musiman. Mungkin kita sedang gila, beberapa pasang mata membicarakan kita seperti itu. Tapi biarlah, yang penting aku dan kamu, atau bahasa lainnya, kita, sedang di bawah hujan, berdua. “Kamu gila! Apa kamu tak memikirkan perasaanku? 5 tahun bersama, 5 tahun aku tak pernah sekalipun dekat dengan pria lain, dan bahkan cuma aku yang setia dan mau mencintaimu dengan tulus, ini balasanmu?! Lelaki tolol! Tak ingat kalau bulan depan kita akan menikah?!” “Saya cuma..” “Sudah berapa lama kamu sama dia, hah?! 2 tahun?! Gadis yang kamu bilang sepupumu itu?! Bajingan! Lebih baik kamu mati aja! Siapa lagi yang mengharapkan kamu hidup selain aku? Cuma aku, dan nggak lagi mulai sekarang. Kita berakhir!” Marahku meledak, murka. Tanpa sadar, tanpa bisa lagi ditahan. Aku berlari, aku buang handpone -nya y