Skip to main content

Adakah Habibie yang Lain?


Sore ini, gue memulai aktivitas gue untuk jadi seorang bloger lagi. Blogwalking, read and read some of my friends blog, dan semangat buat nulis lagi. Mungkin salah satu nya karena faktor abis ngobrol-ngobrol kecil di twitter sama penulis buku "Shit Licious" (@shitlicious) tentang "menulis". hehe

Yak yak gue blogwalking sore ini, dengan mata terkantuk-kantuk tetapi masih banyak ide (read: unek-unek yang pengen diceritakan) sehingga membuat gue semakin semangat buat nulis.

Gue visit back blogger yg ngisi comment di buku tamu gue, here it is.. Avrielblue.
Hati gue sangat tersentuh ketika melihat judul post "Puisi untuk Sang Kekasih" dengan tambahan picture Habibie sedang mencium Ainun. Lebih tersentuh lagi ketika gue membuka link "di blog keren ini", sangat-sangat tersentuh, teman.



Gue pun kaget ketika membuka link nya. Kayak pernah kenal.





Yeah, that's mine. -____- alhamdulillah ada yg bilang blog gue keren juga setelah sekian lama (apasih). Oia, mungkin bukan karena blog nya yang keren, tapi karena puisi made by Habibie nya yg gilak, boong banget kalo gak nangis pas baca hehe, itu keren, teman! (yaaah patah hati deh -___-)

Buat yg mau liat posted by Avrielblue, Puisi untuk Sang Kekasih, klik disini. (nice post and nice blog uhhhh!)

Back to the topic, gue sangat kagum dengan beliau (Habibie), can i find a man like him? Certainly, yes :) Bisa kan? Pasti bisa. Habibie yan lain? Maksudnya adalah sesosok pria yang bisa dewasa, mapan, pintar, dan setia seperti beliau, sangat-sangat idaman semua wanita, termasuk gue. Pasti ada, buat gue. amiiin *nyengirkuda*

Review sedikit tentang bukunya Habibie yang beliau tulis untuk sang istri, semua perjalanan dari awal pertama bertemu sampai berpisah, (untuk artikel lebih lanjutnya, klik di sini)

Cover book

Habibie & Ainun inilah judul buku terbaru karya Mantan Presiden, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi kisah dan pengungkapan cinta Seorang Habibie pada almarhumah istrinya yakni Hasri Ainun Habibie yang meninggal 23 Mei 2010 lalu. Buku Habibie & Ainun ini dibuat untuk mencurahkan perasaan Habibie yang mengaku walau pun sudah ikhlas tapi Ia tidak bisa membohongi diri bahwa Ia masih terpukul pasca ditinggalkan Ainun.

Buku kisah cinta Habibie dan Ainun ini bercerita berbagai kisah cinta yang menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun dalam rentang waktu kebersamaannya dengan sang isteri selama 48 tahun 10 hari hingga maut memisahkan. Dari perkenalannya hingga kesehariannya mengarungi bahtera rumah tangga, dari ceritanya bahwa Ainunlah yang selalu mencukur rambut Habibie hingga puisi cinta dan doa cinta Habibie dan Ainun.

Ibu Ainun meninggal tepat sepuluh hari setelah mereka merayakan ulang tahun perkawinan ke 48. Sang professor setia disampingnya hingga sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman.

detik-detik terakhir Ainun

Kisah cinta Pak Habibie yang diantaranya dituangkan dalam buku ini bisa menjadi refleksi atau pelajaran serta inspirasi bagi kita semua, terutama bagi yang ingin belajar bagaimana menjadi suami dan istri yang baik serta bagaimana membangun keluarga ideal terbaik, yang pacaran juga tuh hehe :))

Bisa kah saya menemukan Habibie yang lain? Ya, secepatnya :)

Comments

Popular posts from this blog

Alay vs Bopung .. waw (*new)

Awkey, selamat datang kembali di miss.idiot's blog. Udah lama yah gue gak nulis. kangen juga .. Pada kangen kan sama gue ? (pasti jawabannya 'enggak!') yaudah, lanjut deh ..... 'Alay? Bopung? apaan sih tu?, ada yang tau gak?' Yap . Anak muda jaman sekarang sungguh sangatlah kreatif dalam menciptakan sebuah istilah gaul. Yang pasti bukan gue yang menciptakan istilah tersebut, karena gue bukanlah anak gaul. Hoho. Sepertinya semuanya sudah tau. Terlihat dari tampang saya yang lugu ini. (Hak Cuih Pret!) Jadi, Kemaren gue iseng2 buka bulletin board di friendster, ternyata rame banget ya coy(maaf, saya terkena Budi Anduk Syndrome. haha) ada yg cuma nulis 'onlen onlen, komen dong' , 'i love u so much' , 'brengsek! bajingan' , etc, entah itu di tujukan untuk siapa. Tapi mata gue hanya tertuju pada satu bullbo(bulletin board) entah itu buatan siapa, yang pasti isinya lumayan menarik buat di analisis. Yap. Karena gue belum pernah denger kata2 atau

Aku, Dia, Cinta, dan Diam

Jadi begini rasanya mencintai diam-diam. Melihatnya dari kejauhan saja, senangnya luar biasa bukan main. Ya, aku mengaguminya bahkan sekaligus mencintainya sudah hampir 6 tahun, secara diam-dialm. Seharusnya cintaku bunyi, tak cuma diam. Sebab kami saling mengenal satu sama lain, dan bahkan sering membuat konversasi yang menyenangkan, walau hanya sekadar melalui messenger. Yudha Andhika, ialah nama lengkapnya. Dia adik kelasku ketika SMA lalu. Kami cukup dekat, sebab dia berpacaran dengan sahabatku. Saat itu, aku tak jatuh cinta, cuma sekadar kagum akan kepandaiannya. Entah, buatku, lelaki yang pandai selalu mempunyai kharisma tersendiri, terlebih dia mampu bergaul dengan banyak orang. Kabar putusnya hubungan Yudha dengan Leona -sahabatku- tak memberi kebahagian tersendiri bagiku, sebab aku tak mungkin bisa membuatnya menoleh dan meminta hatinya. Cukup mencintainya saja, bukan untuk memiliki hatinya, ujar benakku. Waktu berjalan. Siapa bilang waktu tak mempunyai kaki? Fils

Kalau Tak Cinta, Pasti Tak Akan Luka

“Kamu di mana?” Entah sudah berapa banyak text message dariku yang memenuhi layar handphone -nya tapi tak digubris juga. Pun entah berapa puluh banyak Missed Call dariku yang ikut menyemaraki. Randi sengaja menghindariku, atau memang ada sesuatu di luar kendali yang terjadi? Seingatku, tak ada masalah besar antara kita di hari-hari yang lalu.  Entah ada apa dengan dia hari ini, menghilang 24 jam tanpa ada kabar, tak seperti biasanya. Perasaanku tak enak. Sejenak pikiran itu membawaku melangkah mendekati tempat tinggalnya, di sebuah kost pria di daerah Jakarta Selatan. Kuketuk pintunya, padahal kutahu kalau isi kamarnya kosong, tapi tetap saja kuketuk pintunya. Berharap ada jawaban, tetapi tetap saja tak ada. Kemudian ada langkah mendekat yang kudengar dari belakangku. “Mbak, cari Mas Randi ya?” “Iya, Bu. Ada kepentingan.” “Mas Randi tadi pagi pergi. Katanya mau ke luar kota. Ke Solo kalau nggak salah. Ada urusan kerjaan katanya.” Ucap Ibu-ibu separuh baya yang sambil mengg