Skip to main content

Menulis di pagi2 buta dan menangis

Banyak sekali sebenarnya hal yg ingin aku tulis disini.
Ingin berbagi kebahagiaan, kesedihan, cerita, hanya kepada kalian.

Seperti halnya sekarang, aku menulis di pagi pagi buta dengan perasaan hati yg bgtu sedang tak tenang.
Ingin menangis tapi kemarin kami sudah menangis. Menangis karena tak ingin berpisah dengan mereka. Sahabat2 terbaik sepanjang masa.

Sembab mata ini yg dari kemarin menangis hingga sekarang.

Terbangun ditengah malam mengetuk hatiku untuk segera bersholat malam.
Dan tepat pada pukul 03.00 am. mataku terbelalak seolah2 tak percaya.
Ingin menangis tapi tak berdaya.
Ingin teriak sekencang2nya tapi tak bisa.

Aaaaaargggh! Aku gagal meraih impian.

Aku. benar2 merasa
hancur. Pecah. Berantakan.
03.00am. Pagi itu..
Kata-kata itu..
"MAAF, KAMU BELUM DAPAT DITERIMA DI UNIVERSITAS INDONESIA" ..

Ya, gue gak lulus simak ui. Pas simak kemaren, gue sama sekali gak belajar. Belajar sih dikit2. Kenapa gue gak belajar? Ya karena guw udah pesimis dluan gak bakal diterima disana. Dan ternyata, kepesimisan gue itu merupakan sebuah doa yg kemudian jadi kenyataan. Doa yg terkabul.

Andai waktu bisa gue puter kembali. Gue bakal belajar sungguh2 supaya keterima disana. Gue bakal optimis dan slalu berdoa. Tapii.. Itu telat. Belom sih, kan masih ada SNMPTN.

Bayangkan, dari sekian ratus ribu peserta, yg diterima hanya beberapa ribu orang dari ratusan orang itu.
Salah satu dari mereka yg kurang beruntung itu adalah GUE.
Gue yg awalnya selalu membayangkan, 'jaket kuning jaket kuning jaket kuning' akan selalu hanya menjadi bayangan.
huhu.

Oke. Semangat baru buat UN dan SMUP UNPAD. Jujur, guw belum bisa meninggalkan kota jakarta dan bekasi yg begitu indah ini. Tapi semangat donk ghie! Lo pasti bisa menaklukan smup!
Dan guw sekarang membayangkan, bagaimana kalo gue disana? Gak ada sodara gak ada tmn. hhu .
Dan intinya msti nyari .

Well, gue ada keturunan sunda dari kakek dan nenek gue.
Bisa lah gue. Dan dari SD sampe SMP juga ada pelajarannya di sekolah.

So, gak masalah buat gue kalo misalkan orang sana ada yg ngajakin ngobrol.

Pernah waktu itu di Ciamis, pas lagi liburan pertama mau lebaran, gue di ajakin ngobrol sama neneknya Marry, temen gue.
Nenek: Saur saha eta neng geulis?(trnslate: kata siapa itu neng cantik?)
Gue: waah nek, tadi lagi dalam perjalanan kesini, jadi gak sempet sahur.
Nenek: (diem) ooh, enya kitu?
Gue: enya nek.

Gak lama guw tanya nyokap bokap, dan disitu ada Marry. Dan nyokap bilang 'saur saha itu kata siapa. bukannya sahur. Haduuu . Anak mama norak banget sih.'
gue cuma bilang 'hah?'. pantesan dari tadi si Nenek kayak orang bingung. Yg di ajak ngobrol gak nyambung.

Tapi setelah kejadian itu gue langsung berguru lagi ke nenek dan nyokap bokap gue.
Bisa dong sekarang gue.
Haha .

Dan kemaren ada temen gue yang bilang "dasar murugul sia!"
gue bilang "weeh. iya atuh"
pas gue tau artinya murugul=susah di atur.

Mungkin gue mesti bnyak belajar.

UN didepan mata. Doain gue ya semuaaa ! Semoga gue bisa lulus UN dan bsa keterima di universitas yang gue pengen. Doain juga semoga gue lulus SMUP. Hhe .

Comments

cakkoirun said…
Ku do'a kan yg terbaik untukmu.
salam kenal.

Popular posts from this blog

Alay vs Bopung .. waw (*new)

Awkey, selamat datang kembali di miss.idiot's blog. Udah lama yah gue gak nulis. kangen juga .. Pada kangen kan sama gue ? (pasti jawabannya 'enggak!') yaudah, lanjut deh ..... 'Alay? Bopung? apaan sih tu?, ada yang tau gak?' Yap . Anak muda jaman sekarang sungguh sangatlah kreatif dalam menciptakan sebuah istilah gaul. Yang pasti bukan gue yang menciptakan istilah tersebut, karena gue bukanlah anak gaul. Hoho. Sepertinya semuanya sudah tau. Terlihat dari tampang saya yang lugu ini. (Hak Cuih Pret!) Jadi, Kemaren gue iseng2 buka bulletin board di friendster, ternyata rame banget ya coy(maaf, saya terkena Budi Anduk Syndrome. haha) ada yg cuma nulis 'onlen onlen, komen dong' , 'i love u so much' , 'brengsek! bajingan' , etc, entah itu di tujukan untuk siapa. Tapi mata gue hanya tertuju pada satu bullbo(bulletin board) entah itu buatan siapa, yang pasti isinya lumayan menarik buat di analisis. Yap. Karena gue belum pernah denger kata2 atau

Aku, Dia, Cinta, dan Diam

Jadi begini rasanya mencintai diam-diam. Melihatnya dari kejauhan saja, senangnya luar biasa bukan main. Ya, aku mengaguminya bahkan sekaligus mencintainya sudah hampir 6 tahun, secara diam-dialm. Seharusnya cintaku bunyi, tak cuma diam. Sebab kami saling mengenal satu sama lain, dan bahkan sering membuat konversasi yang menyenangkan, walau hanya sekadar melalui messenger. Yudha Andhika, ialah nama lengkapnya. Dia adik kelasku ketika SMA lalu. Kami cukup dekat, sebab dia berpacaran dengan sahabatku. Saat itu, aku tak jatuh cinta, cuma sekadar kagum akan kepandaiannya. Entah, buatku, lelaki yang pandai selalu mempunyai kharisma tersendiri, terlebih dia mampu bergaul dengan banyak orang. Kabar putusnya hubungan Yudha dengan Leona -sahabatku- tak memberi kebahagian tersendiri bagiku, sebab aku tak mungkin bisa membuatnya menoleh dan meminta hatinya. Cukup mencintainya saja, bukan untuk memiliki hatinya, ujar benakku. Waktu berjalan. Siapa bilang waktu tak mempunyai kaki? Fils

Kalau Tak Cinta, Pasti Tak Akan Luka

“Kamu di mana?” Entah sudah berapa banyak text message dariku yang memenuhi layar handphone -nya tapi tak digubris juga. Pun entah berapa puluh banyak Missed Call dariku yang ikut menyemaraki. Randi sengaja menghindariku, atau memang ada sesuatu di luar kendali yang terjadi? Seingatku, tak ada masalah besar antara kita di hari-hari yang lalu.  Entah ada apa dengan dia hari ini, menghilang 24 jam tanpa ada kabar, tak seperti biasanya. Perasaanku tak enak. Sejenak pikiran itu membawaku melangkah mendekati tempat tinggalnya, di sebuah kost pria di daerah Jakarta Selatan. Kuketuk pintunya, padahal kutahu kalau isi kamarnya kosong, tapi tetap saja kuketuk pintunya. Berharap ada jawaban, tetapi tetap saja tak ada. Kemudian ada langkah mendekat yang kudengar dari belakangku. “Mbak, cari Mas Randi ya?” “Iya, Bu. Ada kepentingan.” “Mas Randi tadi pagi pergi. Katanya mau ke luar kota. Ke Solo kalau nggak salah. Ada urusan kerjaan katanya.” Ucap Ibu-ibu separuh baya yang sambil mengg