Skip to main content

Mimpi Gina

Gina jatuh sakit. Entah sakit apa. Dokter hanya bilang penyakit yang biasa saja. Tidak ada tanda-tanda penyakit yang membahayakan. Cuma saja dia harus mengeluarkan racun-racun dalam tubuh dan tidak terlalu berfikir keras karena hal itu yg menyebabkan rambutnya semakin hari semakin habis.


Gina awalnya berfikir hanya sekedar akibat Thypus yang menyebabkan rambut dia semakin hari semakin habis. Sehingga suatu ketika dia membabat habis rambutnya karena semakin hari rambut panjangnya semakin menipis.


Suatu ketika Gina bercerita kepada salah satu sahabatnya ketika di SMA. Iman, dengan terkejut dia bilang ada kemungkinan Gina terkena kanker. Tapi setelahitu Iman meralat kata-katanya tadi. “eh, gak mungkin deh Gin kalo kanker. Kan botaknya pas di kemoterapi. Jadi gak mungkin. Tenang aja kok bentar lagi rambut panjang lo balik lagi. Senyum dooong. Jangan nangis yaa”.


Awalnya Gina tidak pernah berfikir sampai kesitu. Tapi setelah beberapa teman sekolahnya berkomentar akan penampilan barunya Gina, Tyo bilang “waduuuh kok bisa rambut lo abis gitu. Jangan-jangan lo kanker yaa? Nah loh nah loh. Hahaha becanda deng”. Sama seperti yang di bilang Fikar juga, tetapi agak sedikit kasar, “waaah kanker lo pasti. Mampus!”. Dari situ Gina berfikir dari apa yg dibilang teman-temannya dan mencari tahu tanda-tanda/ciri-ciri dari kanker tersebut.


Ada beberapa ciri-ciri gejala leukimia, antara lain :


1. demam berkepanjangan

2. tulang-tulang sakit

3. sendi-sendi menghitam, terutama pada bagian sendi tangan

4.telapak tangan memutih ( haemoglobin turun )

5.lemas dan mudah lelah

6. Trombositopeni (jumlah trombosit dibawah normal): ditandai dengan memar tanpa sebab, perdarahan.

7. Leukositopeni (jumlah leukosit dibawah normal): ditandai dengan demam, dan mudah terkena penyakit infeksi.


Dari ciri-ciri tersebut Gina merasakan beberapa gejala yang sering dialami. Gina mempunyai Thypus, mudah demam, kadang merasakan nyeri-nyeri pada tulang, mudah lelah, mudah terkena infeksi, dan bahkan Gina baru menyadari ada memar-memar di kedua samping pahanya.


Entah apa yang dipikirkan Gina sekarang, tapi dia percaya apa yang dibilang Dokter bahwa dia tidak mempunyai penyakit berbahaya apapun.


Tetapi semuanya berubah kembali, ketika pada suatu kesempatan Aan memeluk Gina dengan erat. Gina merasa sangat bahagia mempunyai seseorang yg sangat menyayangi dia. Tanpa disadari rambut Gina pun masih tetap jatuh. Padahal Aan hanya menyentuh rambutnya. Gina baru menyadari. Gina mengeluarkan air mata dan masih memeluk Aan dengan erat. Hati kecil Gina berbicara,


“Tuhan, kenapa rambutku harus jatuh lagi disaat aku hanya memeluk dia yg teramat aku sayang. Jikalau aku harus meninggalkan dia lebih dulu, aku mohon tolong jaga dia. Untukku. Aku sangat berterimakasih pada-Mu, Tuhan. Engkau masih mengijinkan aku memeluk dia malam ini dan membuat dia membisikkan kata-kata sayang padaku. Mengecup bibirku. Terimakasih untuk hari ini, untuk dosa yg telah aku perbuat malam ini, maafkan semua dosa yg telah aku perbuat pada-Mu, setelah itu, aku pasrahkan hidup dan matiku kepada-Mu, Tuhan..”


Gina terbangun dari mimpinya. Semuanya hanyalah mimpi. Gina masih mempunyai rambut yang panjang, dan tidak sedikitpun merasa sakit, dan masih mempunyai orang-orang yang dia sayangi. Dari mimpi itu Gina mendapatkan suatu pelajaran,


“Hargai hidup, perbaiki segala kesalahan, berfikir maju, dan menghargai orang-orang yang menyayangi saya.”

Comments

salam kenal dari http://ketapang-insight.blogspot.com/
kalau ada waktu jangan lupa mampir ya ditunggu kedatanganya.....sekalian ijin follow ne sob.....
abe said…
emh...sedih....semoga bisa cepet sembuh...gag lai rontok dan gag lagi cemberut...bisa smile seperti yang lain... :D

Popular posts from this blog

Alay vs Bopung .. waw (*new)

Awkey, selamat datang kembali di miss.idiot's blog. Udah lama yah gue gak nulis. kangen juga .. Pada kangen kan sama gue ? (pasti jawabannya 'enggak!') yaudah, lanjut deh ..... 'Alay? Bopung? apaan sih tu?, ada yang tau gak?' Yap . Anak muda jaman sekarang sungguh sangatlah kreatif dalam menciptakan sebuah istilah gaul. Yang pasti bukan gue yang menciptakan istilah tersebut, karena gue bukanlah anak gaul. Hoho. Sepertinya semuanya sudah tau. Terlihat dari tampang saya yang lugu ini. (Hak Cuih Pret!) Jadi, Kemaren gue iseng2 buka bulletin board di friendster, ternyata rame banget ya coy(maaf, saya terkena Budi Anduk Syndrome. haha) ada yg cuma nulis 'onlen onlen, komen dong' , 'i love u so much' , 'brengsek! bajingan' , etc, entah itu di tujukan untuk siapa. Tapi mata gue hanya tertuju pada satu bullbo(bulletin board) entah itu buatan siapa, yang pasti isinya lumayan menarik buat di analisis. Yap. Karena gue belum pernah denger kata2 atau

Aku, Dia, Cinta, dan Diam

Jadi begini rasanya mencintai diam-diam. Melihatnya dari kejauhan saja, senangnya luar biasa bukan main. Ya, aku mengaguminya bahkan sekaligus mencintainya sudah hampir 6 tahun, secara diam-dialm. Seharusnya cintaku bunyi, tak cuma diam. Sebab kami saling mengenal satu sama lain, dan bahkan sering membuat konversasi yang menyenangkan, walau hanya sekadar melalui messenger. Yudha Andhika, ialah nama lengkapnya. Dia adik kelasku ketika SMA lalu. Kami cukup dekat, sebab dia berpacaran dengan sahabatku. Saat itu, aku tak jatuh cinta, cuma sekadar kagum akan kepandaiannya. Entah, buatku, lelaki yang pandai selalu mempunyai kharisma tersendiri, terlebih dia mampu bergaul dengan banyak orang. Kabar putusnya hubungan Yudha dengan Leona -sahabatku- tak memberi kebahagian tersendiri bagiku, sebab aku tak mungkin bisa membuatnya menoleh dan meminta hatinya. Cukup mencintainya saja, bukan untuk memiliki hatinya, ujar benakku. Waktu berjalan. Siapa bilang waktu tak mempunyai kaki? Fils

Kalau Tak Cinta, Pasti Tak Akan Luka

“Kamu di mana?” Entah sudah berapa banyak text message dariku yang memenuhi layar handphone -nya tapi tak digubris juga. Pun entah berapa puluh banyak Missed Call dariku yang ikut menyemaraki. Randi sengaja menghindariku, atau memang ada sesuatu di luar kendali yang terjadi? Seingatku, tak ada masalah besar antara kita di hari-hari yang lalu.  Entah ada apa dengan dia hari ini, menghilang 24 jam tanpa ada kabar, tak seperti biasanya. Perasaanku tak enak. Sejenak pikiran itu membawaku melangkah mendekati tempat tinggalnya, di sebuah kost pria di daerah Jakarta Selatan. Kuketuk pintunya, padahal kutahu kalau isi kamarnya kosong, tapi tetap saja kuketuk pintunya. Berharap ada jawaban, tetapi tetap saja tak ada. Kemudian ada langkah mendekat yang kudengar dari belakangku. “Mbak, cari Mas Randi ya?” “Iya, Bu. Ada kepentingan.” “Mas Randi tadi pagi pergi. Katanya mau ke luar kota. Ke Solo kalau nggak salah. Ada urusan kerjaan katanya.” Ucap Ibu-ibu separuh baya yang sambil mengg