Skip to main content

Surat Kepada Rindu

Hai, Rindu. Apa kabarmu hari ini? Seharian ini tanpa senyummu rasanya ada keindahan yang hilang dari retina mata seorang gadis sendu ini, ya, sebut saja aku. Aku si gadis sendu yang sedang mencandu rindu terhadapmu, ya cuma kamu.

Lebih dari ratusan hari kita saling bertemu, tapi rasanya rindu tak pernah bisa usai begitu saja. Orang bilang, obat rindu adalah bertemu. Tapi tak begitu menurutku. Rinduku ini berlaku setiap hari. Bagaimana tidak, makhluk Tuhan seindah kamu harusnya tak boleh lepas dari pandangan sekalipun. Senyummu memang candu.

Aku suka senyum simpulmu. Aku taruh rapih di lipatan keriting otakku yang tak beraturan ini. Senyumnya berbaris rapih bersusunan ketika aku mulai mau mengingat senyum rasa Arak Surga satu persatu. Ya cuma senyummu.

Hari ini dua orang teman dekatku tahu kalau aku sedang menyimpan rasa terhadapmu, ternyata mereka mengenalmu dengan baik ya. Mereka mulai bercerita tentangmu tanpa aku minta sekalipun mereka untuk bercerita. Mulai dari hal yang tidak aku ingin dengarkan sekalipun (cerita buruk tentangmu) hingga banyak cerita yang mengejutkan dari seorang kamu yang tiba-tiba membuat aku mengagumimu lebih jauh dari sebelumnya.

Tapi ada satu cerita yang membuatku berpikir, kamu itu sulit digapai. Jelas cara kita berinteraksi dengan lingkungan itu sangatlah berbeda. Kamu siapa dan aku siapa. Aku ini ibarat pungguk merindukan bulan. Ah! Kacau sekali pikiranku malam ini.

Kusudahi saja suratku kali ini. Lain kali kulanjut lagi di surat berikutnya. Pikiranku kalut dibalut lelah.

Selamat malam, Rindu. Tolong beri aku senyum simpulmu lagi. Senyum yang semanis gula-gula merah jambu di dalam mimpiku malam ini.

Selamat malam.

Dari: Gadis sendu yang sedang mencandu rindu terhadapmu.

Comments

Anonymous said…
It was very interesting for me to read that blog. Thanks the author for it. I like such topics and everything that is connected to them. I would like to read more soon.
2004 Buick LeSabre AC Compressor
blog nya bagus...simple nan unik...

terus berkarya ya...

Popular posts from this blog

Alay vs Bopung .. waw (*new)

Awkey, selamat datang kembali di miss.idiot's blog. Udah lama yah gue gak nulis. kangen juga .. Pada kangen kan sama gue ? (pasti jawabannya 'enggak!') yaudah, lanjut deh ..... 'Alay? Bopung? apaan sih tu?, ada yang tau gak?' Yap . Anak muda jaman sekarang sungguh sangatlah kreatif dalam menciptakan sebuah istilah gaul. Yang pasti bukan gue yang menciptakan istilah tersebut, karena gue bukanlah anak gaul. Hoho. Sepertinya semuanya sudah tau. Terlihat dari tampang saya yang lugu ini. (Hak Cuih Pret!) Jadi, Kemaren gue iseng2 buka bulletin board di friendster, ternyata rame banget ya coy(maaf, saya terkena Budi Anduk Syndrome. haha) ada yg cuma nulis 'onlen onlen, komen dong' , 'i love u so much' , 'brengsek! bajingan' , etc, entah itu di tujukan untuk siapa. Tapi mata gue hanya tertuju pada satu bullbo(bulletin board) entah itu buatan siapa, yang pasti isinya lumayan menarik buat di analisis. Yap. Karena gue belum pernah denger kata2 atau

Aku, Dia, Cinta, dan Diam

Jadi begini rasanya mencintai diam-diam. Melihatnya dari kejauhan saja, senangnya luar biasa bukan main. Ya, aku mengaguminya bahkan sekaligus mencintainya sudah hampir 6 tahun, secara diam-dialm. Seharusnya cintaku bunyi, tak cuma diam. Sebab kami saling mengenal satu sama lain, dan bahkan sering membuat konversasi yang menyenangkan, walau hanya sekadar melalui messenger. Yudha Andhika, ialah nama lengkapnya. Dia adik kelasku ketika SMA lalu. Kami cukup dekat, sebab dia berpacaran dengan sahabatku. Saat itu, aku tak jatuh cinta, cuma sekadar kagum akan kepandaiannya. Entah, buatku, lelaki yang pandai selalu mempunyai kharisma tersendiri, terlebih dia mampu bergaul dengan banyak orang. Kabar putusnya hubungan Yudha dengan Leona -sahabatku- tak memberi kebahagian tersendiri bagiku, sebab aku tak mungkin bisa membuatnya menoleh dan meminta hatinya. Cukup mencintainya saja, bukan untuk memiliki hatinya, ujar benakku. Waktu berjalan. Siapa bilang waktu tak mempunyai kaki? Fils

Kalau Tak Cinta, Pasti Tak Akan Luka

“Kamu di mana?” Entah sudah berapa banyak text message dariku yang memenuhi layar handphone -nya tapi tak digubris juga. Pun entah berapa puluh banyak Missed Call dariku yang ikut menyemaraki. Randi sengaja menghindariku, atau memang ada sesuatu di luar kendali yang terjadi? Seingatku, tak ada masalah besar antara kita di hari-hari yang lalu.  Entah ada apa dengan dia hari ini, menghilang 24 jam tanpa ada kabar, tak seperti biasanya. Perasaanku tak enak. Sejenak pikiran itu membawaku melangkah mendekati tempat tinggalnya, di sebuah kost pria di daerah Jakarta Selatan. Kuketuk pintunya, padahal kutahu kalau isi kamarnya kosong, tapi tetap saja kuketuk pintunya. Berharap ada jawaban, tetapi tetap saja tak ada. Kemudian ada langkah mendekat yang kudengar dari belakangku. “Mbak, cari Mas Randi ya?” “Iya, Bu. Ada kepentingan.” “Mas Randi tadi pagi pergi. Katanya mau ke luar kota. Ke Solo kalau nggak salah. Ada urusan kerjaan katanya.” Ucap Ibu-ibu separuh baya yang sambil mengg