Wanita Pemain Hati
David : Hei kamu, iya
kamu. Harusnya kamu punya cara sendiri untuk memikat kami, tapi kenapa harus seperti itu?
Anggi : Aku? Apa salah
denganku? Telah kulakukan apa sampai membuatmu merasa merugi seperti
itu?
David : Salahmu adalah
membuatku terbius oleh cumbu manis dari kalimat-kalimat yang kau lontarkan
padaku. Itu salahmu!
Anggi : Aku hanya
berucap. Bahkan semua semaumu. Kenapa harus menyalahkanku? Hei, lihat ke
dirimu!
David : Tapi aku sudah terlanjur tenggelam dalam
candu cintamu!
Anggi : Itu salahmu! Kenapa
harus mau jadi beban berat yang mudah tenggelam di air?! Tenggelammu bukan urusanku.
David : Bukan
urusanmu? Kau pikir aku ini apa? Kolam cintamu itu menarikku bagai pasir hisap!
Anggi : Salahku? Jelas
itu salah kakimu. Kenapa mau mendekati kolam kalau sudah tau pasirnya bisa
hisapi rasa. Menyesal? Sesali saja.
David : Memang salahmu,
Kau yang pikat aku dan mendorongku ke dalam kolam pasir cintamu. Dan
kau tak merasa bersalah?
Anggi : Saling
menyalahkan? Saling menyalahkan itu tak ada guna. Aku tanya sekarang, maumu apa?
meminta balik rasa yang kau perosokkan sendiri bersama pasir?
David : Memangnya apa
yang kau pahami dari rinduku ini?
Anggi : Yang kupahami
dari rindumu? Terlalu banyak rerinduan yang hadir, Aku sampai bingung rindu
yang darimu rindu yang seperti apa. Sudahi saja rindumu. Rerinduanmu terbuang sia-sia.
Tulisan yang ini gue kasih judul "Wanita Pemain Hati" karena di situ gue berperan sebagai wanita yang begitu mudah memberi harapan dan menarik perhatian mereka dengan kata-kata manis yang gue ucapkan. Setelah menarik perhatian mereka, gue yang dengan angkuhnya meminta mereka melupakan dan menghapuskan rasa yang mereka punya terhadap peran gue di situ.
Sekian.
That was just a fiction.
Seru ya, kalo punya teman yang bisa diajak berimajinasi, hehe.
Comments